Yan Gymnastiar lahir di Bandung, Jawa Barat, 30 Februari 1962, atau biasa di kenal sebagai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym,
Lahir sebagai salah satu anak dari empat bersaudara Aa Gym telah
menekuni banyak hal mulai dari menjual koran hingga menyetir angkutan
umum untuk membiayai dirinya saat dan setelah bersekolah di teknik
elektro sebelum berubah haluan menjadi wirausahwan. Kemampuannya tampil
di depan publik juga diasah saat menjadi pendebat di universitasnya
Pada
tahun 1980'an, di bawah bimbingan ajengan Junaedi di Garut, Jawa Barat
mendalami pemahaman spiritual ilmu laduni (ilmu tanpa melalui proses
belajar). Pada 1982, ia menjadi Komandan Resimen Mahasiswa di Akademi
Teknik Jenderal Achmad Yani. Pada tahun 1987, ia bersama teman-temannya
melalui lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) merintis
usaha wiraswasta pada bidang usaha kecil seperti pembuatan stiker, kaos,
gantungan kunci, dan peralatan tulis kantor dengan slogan-slogan
religius.
Pada tahun 1988 AA Gym menikah dengan istri pertamanya adalah Hj Ninih Muthmainnah atau dikenal juga dengan sebutan "Teh Ninih", dan telah dikaruniai tujuh anak. Pada tahun 1990, KMIW mendirikan Pondok Pesantren Darut Tauhid (DT)
di rumah orang tua Aa Gym yang kemudian pindah lokasi ke Jalan
Gegerkalong Girang 38 yang awalnya berupa rumah pondokan dengan 20 kamar
yang akhirnya dibeli angsung dari pemiliknya dengan harga Rp 100 juta.
Ide pembentukan DT terilhami oleh keberhasilan gerakan Al-Arqom dari
Malaysia yang sukses mengembangkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari secara Islami. Dengan perbedaannya DT tidak bersifat
eksklusif seperti Al-Arqom tetapi terbuka untuk semua orang.
Pada
tahun 1993, Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid dibangun menjadi
gedung permanen berlantai tiga. Lantai satu digunakan untuk kegiatan
perekonomian, lantai dua dan tiga dijadikan masjid. Pada 1994, didirikan
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT untuk menopang dakwahnya. Pada
1995 sekitar 50 meter dari masjid, seorang jemaah membelikan sebidang
tanah berikut bangunannya di Jalan Gegerkalong Girang 30 D yang kemudian
digunakan sebagai kantor yayasan, kediaman pemimpin pondok, Taman
Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), ruang
pertemuan, ruang produksi konveksi, gudang, dan kamar para santri. Pada
akhir tahun 1997 Gedung Kopontren empat lantai di seberang masjid ini
digunakan untuk kantor Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), penerbitan dan
percetakan, swalayan dan mini market, warung telekomunikasi, dan
lainnya.
Pada tahun 1999, DT berhasil memiliki Radio Ummat yang mengudara sejak 9
Desember 1999, mendirikan CV House and Building (HNB), PT MQs (Mutiata
Qolbun Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah 2000, Radio
Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna, seluruh aset ini
diperkirakan bernilai 6 miliar rupiah. Pada tahun 2000, Aa Gym mulai
tampil berdakwah di TV Nasional. Ia menjadi salah satu pengisi acara
tetap dalam program Hikmah Fajar di RCTI. Pada tahun 2001, Aa Gym
memiliki program mandiri di bawah rangkaian program Hikmah Fajar
berjudul "Manajemen Qolbu". Pada tahun 2002, Aa Gym telah memiliki 15
usaha penerbitan yang telah menerbitkan 32 judul buku dan lusinan kaset
serta VCDnya sebagai media menyebarkan dakwahnya.
Aa Gym tercatat menerima 1.200
undangan untuk menjadi pembicara setiap bulannya. Tarif siarnya untuk
berdakwah bisa mencapai USD 100.000 per jam pada bulan Ramadhan, dan
penampilannya menjadi rebutan stasiun-stasiun TV. Usaha lainnya yang ia
miliki adalah penyiaran radio, studio mini televisi, dan usaha media
lainnya termasuk kantor situs-situs web, koperasi supermarket, mesjid
dan pesantren berkapasitas 500 santri, dua panti asuhan, rumah
persinggahan untuk menampung pengunjung yang datang, serta
penyelenggaraan seminar-seminar pelatihan manajemen yang tarifnya
mencapai USD 200 per kepala. Ulil Abshar-Abdalla dari Jaringan Islam
Liberal menjulukinya "Layaknya Britney Spears dalam Islam," , Majalah
Time mempertanyakan apakah ia hanya pedagang yang menggunakan agama
sebagai alat untuk menarik keuntungan, dan Solahuddin Wahid dari NU
berpendapat bahwa kekuatan Aa Gym terletak pada ketulusannya.
Pada
tahun 2004, Aa Gym membawakan program bertemakan politik berjudul Ada
Aa Gym di RCTI berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2004. Aa Gym menjadi
populer karena mengenalkan cara berdakwah yang unik dengan gaya
teatrikal dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum
diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Pesan-pesan dakwahnya berkisar
pada pengendalian diri, hati nurani, toleransi dan keteguhan iman. Aa
Gym digemari oleh ibu-ibu rumah tangga karena ia membangun citra sebagai
sosok pemuka agama yang berbeda dengan ulama lainnya.
Ketika para ulama “konvensional” berdakwah tentang keutamaan salat,
puasa, dan kemegahan surga, Aa Gym memilih untuk bercerita tentang
pentingnya hati yang tulus, keluarga yang sakinah dengan menggunakan
bahasa sehari-hari yang ringan dan menyenangkan. Topik pembahasannya
seputar keluarga dan pemirsanya terkonsentrasi pada ibu-ibu rumah
tangga, citranya pun didaulat menjadi “ustad keluarga bahagia.” Hal ini
menjadi kontroversial ketika media mengumumkan Aa Gym berpoligami dan menikah lagi dengan Alfarini Eridani atau dikenal juga dengan sebutan "Teh Rini" pada bulan Desember 2006 seorang mantan Model.
Pada Desember 2007, Aa Gym muncul untuk pertama kalinya pada acara wawancara Kick Andy di
Metro TV setelah absen akibat kontroversi poligami. Ia merasa berat
tampil di media massa karena berpendapat bahwa ia telah didzolimi oleh
pers setelah berpoligami, walaupun akhirnya menyanggupi hadir pada
wawancara ini dan dipertemukan dengan "Aa Jimmy" versi komedi dari Aa
Gym yang mengisi kekosongan Aa Gym di media saat ia absen. Ia menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengapa ia tega menyakiti hati istri dan keluarga
dengan kawin lagi, perasaannya 'ditinggal' oleh para pengagumnya, hingga
isu bisnisnya hancur setelah berpoligami.
Pada Maret 2008, rumah
tangga Aa Gym dikabarkan retak karena kedua istrinya ribut dan Aa Gym
pisah rumah dengan istri pertamanya, namun hal ini dibantah dan Aa Gym
mengaku bahwa rumah tangganya rukun-rukun saja [26]. Aa Gym pun emosi
dan berkata bahwa wartawan memakan gaji haram dan memperingatkan agar
mereka menghormati hak-hak pribadi orang saat bertugas. Pada Desember
2010, istri pertama Aa Gym telah menggugat cerai di pengadilan agama.
Sumber klik